PENCITRAAN RESONANSI MAGNETIK ATAU MAGNETIK RESONANCE IMAGING (MRI)
PENCITRAAN
RESONANSI MAGNETIK ATAU MAGNETIK
RESONANCE IMAGING (MRI)
Ditujukan untuk memenuhi tugas FISIKA
Disusun oleh
PIA ROHDINA
NIM 4201.0114.A.034
PROGRAM STUDI STRARTA 1
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CIREBON 2014-2015
Pencitraan
resonansi magnetik (bahasa Inggris: Magnetic
Resonance Imaging, MRI) ialah gambaran pencitraan bagian
badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi
anggota badan tersebut. Berbeda dengan "CT scan", MRI
tidak menggunakan radiasi Sinar-X dan cocok untuk mendeteksi Jaringan Lunak,
misalnya Kista ataupun Tumor yang masih sedikit, tetapi pencitraan dengan MRI
lebih mahal daripada menggunakan CT scan.
Magnetic
Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan
untuk menghasilkan gambar organ dalam pada
organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa
digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan
fisiologi otot hidup dan juga
memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon.
- Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan
dengan menggunakan medan magnet yang
berkekuatan tinggi.
- Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan
pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar
arah.
- Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan
menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal.
Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan
oleh gegelung yang mengelilingi pasien.
- Sinyal ini
dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan
gambar otot.
Dengan ini,
ciri-ciri anatomi yang jelas
dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI digunakan untuk membedakan otot patologi
seperti tumor otak dibandingkan otot normal.
Teknik ini
bergantung kepada ciri tenang nuklei hidrogen yang
dirangsang menggunakan magnet dalam air. Bahan contoh
ditunjukkan seketika pada tenaga radio frekuensi, yang dengan kehadiran medan
megnet, membuatkan nuklei dalam keadaan bertenaga tinggi. Ketika molekul kembali
menurun kepada normal, tenaga akan dibebaskan ke sekitarnya, melalui proses
yang dikenal sebagai relaksasi. Molekul bebas menurun pada ambang
normal, tenang lebih pantas. Perbedaan antara kadar tenang merupakan asas
gambar MRI--sebagai contoh, molekul air dalam darah bebas untuk tenang lebih
pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda berbanding molekul air dalam otot lain.
Penamaan MRI
Walaupun
perilaku nuklir atomik
terhadap contoh adalah hal terpenting bagi teknik ini, akan tetapi penggunaan
istilah nuklir dihindari. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kebingungan
maupun kekhawatiran yang timbul sebagai akibat adanya kaitan antara perkataan
"nuklir" dengan teknologi yang digunakan dalam senjata nuklir dan risiko
bahan radioaktif.
Kelebihan MRI
Salah satu
kelebihan pencitraan MRI adalah, menurut pengetahuan pengobatan masa kini,
tidak berbahaya kepada orang yang sakit. Dibandingkan dengan CT scans
"computed axial tomography" yang menggunakan aksial tomografi
berkomputer yang melibatkan dosis radiasi tertentu, MRI hanya menggunakan medan
magnet kuat dan pancarannya tidak mengion dalam jalur frekuensi radio.
Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa pasien yang membawa benda asing logam
(seperti serpihan peluru) atau implant tertanam (seperti tulang Titanium
buatan, atau pacemaker) tidak boleh dipindai di dalam mesin MRI, disebabkan penggunaan
medan megnet yang kuat.
Satu lagi
kelebihan pencitraan MRI adalah kualitas gambar yang diperoleh biasanya
mempunyai resolusi lebih baik berbanding CT Scan 16 slices, tetapi kini telah
ada CT Scan 64 slices yang setiap pencacahannya hanya setebal Kartu Kredit dan
juga telah ada CT Scan 256 slices. Di Indonesia masih banyak Rumah Sakit yang
menggunakan CT Scan 16 slices dan itu sudah sangat memadai. Hanya saja CT Scan
64 slices memindai lebih cepat, 5 detik untuk Jantung dan 1 menit untuk seluruh
tubuh dan tak perlu menahan nafas terlalu lama. MRI lebih cocok untuk memindai
jaringan lunak, misalnya pencitraan otak dan syaraf tulang belakang, walaupun
mesti dicatat bahwa CT scan kadangkala lebih berguna untuk mendeteksi cacat
tulang belakang.
Membayangkan
kepentingan asas dan aplikasi MRI dalam bidang pengobatan, Paul Lauterbur dan Sir Peter Mansfield dianugerahi
Hadiah Nobel pada tahun 2003 dalam bidang
Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuan mereka atas MRI.
Indikasi Pemeriksaan
MRI
Pemeriksaan
MRI dapat dilakukan pada berbagai organ dan sistem tubuh. Sebuah jaringan tubuh
yang rusak akan menimbulkan pembengkakan (edema). Adanya pembengkakan ini akan
memberikan warna kontras yang berbeda dengan jairngan normal. MRI dapat
digunakan untuk berbagai kelainan di bidang saraf, anggota gerak tubuh, tumor,
dan penyakit jantung.
·
Di bidang saraf: stroke, tumor otak,
kelainan mielinisasi otak, gangguan aliran cairan otak/hidrocephalus, beberapa
bentuk infeksi otak, gangguan pembuluh darah otak, dsb.
·
Di bidang muskuloskeletal: tumor
jaringan tulang atau otot, kelainan saraf tulang belakang, tumor spinal,
jeputan akar saraf tulang belakang, dsb.
·
Di bidang kardiologi: pembuluh darah
besar, pemeriksaan MRA (Magnetic Resonance Angiografi) carotis, dsb.
Alat
MRI dapat pula digunakan untuk berbagai pemeriksaan khusus.Pemeriksaan FLAIR
dapat dilakukan untuk berbagai penyakit demielinisasi. Pemeriksaan diffusion
weighted imaging (DWI) MRI untuk deteksi awal adanya stroke iskemik.
Pemeriksaan DWI MRI dapat mendeteksi perubahan di otak setelah 10 menit
terjadinya sumbatan, jauh lebih cepat daripada CT-Scan yang mampu mendeteksi
iskemia setelah 4-6 jam pasca sumbatan. MRI mampu memvisualisasikan dengan
sangat jelas kondisi pembuluh darah di tubuh. Suatu prosedur yang disebut MRA
(Magnetic Resonance Angiografi).
Gambar di bawah dengan sangat jelas
menunjukkan kondisi pembuluh darah besar di leher yang disebut pembuluh darah
karotis. Kelainan pembuluh darah berupa penyempitan, kelainan tumbuh
(hipoplasia), penyumbatan akan dengan sangat jelas tervisualisasi.
Apakah yang Perlu Disiapkan?
Pemeriksaan MRI tidak memerlukan
banyak persiapan khusus. MRI tidak memberikan rasa sakit. Waktu yang
diperlukan adalah berkisar antara 30-45 menit. Pasien diharap tidak
mengenakan aksesoris tubuh yang berasal dari bahan logam secara berlebih. Hal
ini penting karena MRI menggunakan prinsip magnetisasi. Pasien akan diminta
diam untuk beberapa saat sampai prose magnetisasi selesai. Ada baiknya pasien
melihat dulu alat MRI beberapa saat sebelum prosedur dilakukan. Hal ini
terutama sekali dianjurkan bagi orang-orang yang memiliki ketakutan terhadap
ruang sempit (klustrofobia). Pada pemeriksaan tertentu diperlukan kontras.
Pada Anda akan disuntikkan zat kontras, kemudian dilakukan MRI ulang.
Pemberian kontras adalah prosedur yang sangat aman, dikerjakan sesuai
prosedur, dan dikerjakan oleh ahlinya.
|
Sekilas tentang MRI Kepala dan
Tulang Belakang
|
Di antara berbagai indikasi MRI,
maka indikasi yang paling sering dilakukan adalah untuk kasus-kasus kelainan
di otak dan tulang belakang. Berbagai penyakit di otak dapat dengan jelas
tervisualisasi dengan MRI. Pada beberapa kondisi, MRI memiliki keunggulan
yang lebih dibanding CT-Scan. MRI dapat mendeteksi bagian iskemia (kekurangan
pasokan darah dan oksigen) di otak dengan lebih cepat. MRI mampu pula
membedakan dengan sangat jelas suatu lesi pembengkakan akibat tumor atau
infeksi di otak dengan sangat jelas, Nyeri tulang belakang akibat jepitan
akar saraf (Hernia Nukleus Pulposus) atau sebab lain merupakan salah satu
indikasi utama MRI. MRI mampu memberikan gambara tulang, ligamen, otot, dan
saraf tulang belakang dengan sangat jelas.
MRI adalah alat penunjang diagnosis
yang sangat terpilih dengan berbagai keunggulan. Diagnosis yang akurat akan
sangat menentukan langkah pengobatan Anda.
|
Amankah
Menggunakan MRI
Banyak orang yang khawatir saat harus menjalani MRI alias
Magnetic Resonance Imaging. Melakukan MRI dipandang tidak aman bagi kesehatan,
terutama bagi perempuan yang hamil atau anak-anak.
Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit Pon dok Indah (RSPI),
Dr Med Luqman Adji Sapto gino Sp Rad (K) SpKN, mengatakan, pasien tidak perlu
takut jika diminta untuk melakukan MRI. MRI adalah teknik diagnostik medis yang
meng hasilkan gambaran untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan di dalam tubuh
dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio fre kuensi. MRI dapat
menghasilkan gambaran-gambaran dengan potongan sangat tipis dari bagian tubuh
manapun dalam waktu yang singkat.
“MRI tidak menggunakan sinar X sehingga tidak menyebabkan
radiasi,” ujar Dr Lukman. Menurutnya, MRI bermanfaat untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang jaringan lunak dibandingkan dengan teknik diagnostik
lainnya.
MRI juga mampu menilai fungsi organ tertentu secara dinamik
(functional MRI), untuk menilai distribusi darah, baik di otak maupun jantung
(perfusion imaging), serta melihat metabolisme yang ada dalam sebuah tumor
(spectroscopy imaging).
Selain itu, MRI juga mampu menganalisis tumor jinak dan
tumor ganas payudara dan prostat dengan metode Multiphase. MRI pun mampu mem
berikan gambaran tentang pembuluh darah melalui pemeriksaan Magnetic Resonance
Angiography (MRA), yang sangat informatif pada kasus stroke dan aneurisma serta
membantu dokter untuk mengevaluasi fungsi dan struktur dari berbagai macam
organ.
Teknologi MRI sudah banyak digunakan di Indonesia dengan
versi MRI 1,5 Tesla. RSPI-Puri Indah kini telah memperbarui kemampuan
diagnostiknya dengan menghadirkan MRI 3 Tesla Skyra. Dengan kekuatan medan
magnet yang besar, dapat memberikan gambaran jelas bera gam kondisi patologis
dalam tubuh sehingga mem permudah dokter dalam melakukan diagnosis dan
memberikan pengobatan yang tepat.
Kekuatan magnet ini menjadikan pemeriksaan lebih singkat
karena hanya membutuhkan satu kali scan untuk dapat mendeteksi suatu penyakit
secara akurat. Selain itu, dengan MRI 3 Tesla, waktu yang dibutuhkan untuk
pencitraan lebih singkat, yaitu sekitar 20-30 menit. Bunyi yang ditimbulkan
juga jauh lebih tenang.
Hasil MRI 3 Tesla Skyra memberikan resolusi ruang yang lebih
baik dan sangat bermanfaat untuk menghasilkan pencitraan pembuluh darah, yang
sebelumnya tidak terlihat oleh teknologi MRI yang ada. Ini membuat angka
keberhasilannya lebih baik.
MRI tidak memiliki efek samping yang berarti. Yang menjadi
masalah biasanya gelombang radio frekuensinya, yang digunakan untuk merangsang
proton-proton di tubuh sehingga pasien akan merasa tidak nyaman, panas. Namun,
dengan teknologi yang terus berkembang, MRI tidak lagi membuat pasien yang
tengah diperiksa merasa kepanasan.
MRI sangat aman dengan keamanan bisa disamakan dengan USG
(ultrasonography) yang biasa digunakan untuk ibu hamil. MRI pun dilakukan pada
ibu hamil untuk mengetahui adanya kelainan pada janin, perdarahan akibat trauma
atau kecelakaan, adanya kelainan pada pembuluh darah, seperti stroke, dan
tekanan darah tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik
http://kesehatan.kompasiana.com
http://bethesda.or.id
http://elektromagic.blogspot.com
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/14/03/03/n1uoj1-amankah-melakukan-mri
Comments