LAPORAN PRAKTIKUM TANAMAN JAGUNG



LAPORAN PRAKTIKUM TANAMAN JAGUNG
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Saat ini jagung merupakan produk biji-bijian ketiga yang paling banyak diperdagangkan setelah gandum dan beras. Tanaman ini digunakan sebagai sumber makanan pokok, terutama di Amerika latin dan Afrika, namun karena harganya yang rendah dan digunakan di seluruh dunia jagung telah menjadi bahan baku yang paling penting untuk pakan ternak dan beberapa bahan industri. Jagung (Zea mays, keluarga L, Poaceae) dikenal sebagai tanaman yang serbaguna, tumbuh di segala macam kondisi tanah, ketinggian dan kesuburan, yang menjelaskan adaptasi menyeluruh dan berbagai varietas yang dimilikinya. Dalam tujuan pembudidayaannya, jagung dibudidayakan dalam bentuk jagung manis, jagung pipilan, bahkan jagung untuk sayur (baby corn).
Dalam mempelajari teknik budidaya dan produksi tanaman jagung, maka kami selaku mahasiswa Agribisnis, melaksanakan kuliah praktikum Teknologi Produksi Tanaman 1 agar dapat mengerti bagaimana cara teknik produksi tanaman jagung yang benar, serta meneliti faktor-faktor pendukung pertumbuhan pada tanaman jagung, dan membandingkan hasil dari pemberian perlakuan yang berbeda pada objek praktikum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah teknik atau cara membudidayakan jagung ?
2.      Apa pengaruh pupuk organik dan anorganik dalam proses pertumbuhan dan hasil produksi jagung ?
3.      Apa pengaruh penggunaan mulsa pada proses pertumbuhan jagung ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui teknik dan cara membudidayakan jagung.
2.      Mengidentifikasi pengaruh pupuk organik dan anorganik pada proses pertumbuhan dan hasil produksi jagung.
3.      Mengidentifikasi pengaruh penggunaan mulsa pada proses pertumbuhan jagung.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu.
Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan jagung sangat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan tanaman, terkait dengan optimasi perlakukan agronomis. Cekaman air (kelebihan dan kekurangan), cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, atau tidak sesuai dengan morfologi tanaman. Hasil dan bobot biomas jagung yang tinggi akan diperoleh jika pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan hara, air, dan tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup pemupukan (waktu dan takaran), pengairan, dan pengendalian gulma harus sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi). Pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.

B.     Pertumbuhan Dan Perkecambahan
Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis. Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat >30% (McWilliams et al. 1999). Proses perkecambahan benih jagung, mula-mula benih menyerap air melalui proses imbibisi dan benih membengkak yang diikuti oleh kenaikan aktivitas enzim dan respirasi yang tinggi. Perubahan awal sebagian besar adalah katabolisme pati, lemak, dan protein yang tersimpan dihidrolisis menjadi zat-zat yang mobil, gula, asam-asam lemak, dan asam amino yang dapat diangkut ke bagian embrio yang tumbuh aktif. Pada awal perkecambahan, koleoriza memanjang menembus pericarp, kemudian radikel menembus koleoriza. Setelah radikel muncul, kemudian empat akar seminal lateral juga muncul. Pada waktu yang sama atau sesaat kemudian plumule tertutupi oleh koleoptil. Koleoptil terdorong ke atas oleh pemanjangan mesokotil, yang mendorong koleoptil ke permukaan tanah. Mesokotil berperan penting dalam pemunculan kecambah ke atas tanah. Ketika ujung koleoptil muncul ke luar permukaan tanah, pemanjangan mesokotil terhenti dan plumula muncul dari koleoptil dan menembus permukaan tanah. Benih jagung umumnya ditanam pada kedalaman 5-8 cm. Bila kelembaban tepat, pemunculan kecambah seragam dalam 4-5 hari setelah tanam. Semakin dalam lubang tanam semakin lama pemunculan kecambah ke atas permukaan tanah. Pada kondisi lingkungan yang lembab, tahap pemunculan berlangsung 4-5 hari setelah tanam, namun pada kondisi yang dingin atau kering, pemunculan tanaman dapat berlangsung hingga dua minggu setelah tanam atau lebih. Keseragaman perkecambahan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Perkecambahan tidak seragam jika daya tumbuh benih rendah. Tanaman yang terlambat tumbuh akan ternaungi dan gulma lebih bersaing dengan tanaman, akibatnya tanaman yang terlambat tumbuh tidak normal dan tongkolnya relatif lebih kecil dibanding tanaman yang tumbuh lebih awal dan seragam.
C.    Sayarat Tumbuh
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 mdpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 mdpl.

D.    Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan adalah usaha untuk memberikan pupuk ke tanah dan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dalam proses penanaman, pemupukan bisa dilakukan lebih dari sekali. Pupuk yang pertama kali digunakan sebelum penanaman disebut pupuk dasar, dan setelah itu baru dilakukan pemupukan susulan. Pupuk terbagi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk alami yang berasal dari makhluk hidup maupun sisa-sisa makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Pupuk organik yang sering digunakan yaitu pupuk kandang dan kompos. Sedangkan Pupuk Organik Cair (POC) merupakan pupuk organik yang dihasilkan melalui proses fermentasi dan disempurnakan dengan teknologi pengayaan/penambahan nutrisi. POC mengandung unsur hara esensial, juga berbagai mikroorganisme bermanfaat yang mampu meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah, menekan pertumbuhan bakteri penyakit, sehingga akar, daun, batang dan bunga akan tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal. Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa makanan (Soepardi, 1983). Menurut Syarief (1990), pupuk kandang memiliki beberapa sifat antara lain: 1) merupakan humus yang dapat menjaga/mempertahankan struktur tanah, 2) sebagai sumber hara N, P, dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, 3) menaikkan daya menahan air, 4) banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman.
Sedangkan untuk pupuk anorganik yaitu pupuk yang berasal  dari bahan-bahan kimia yang dibuat untuk menambahkan kebutuhan unsur hara yang kurang di dalam tanah. Beberapa contoh pupuk anorganik  yang sering digunakan antara lain Pupuk NPK, KCl, dan Sp36. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen) terutama dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.(Hardjowigeno, 1992).





BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.     Judul Laporan
Laporan praktikum ini kami beri judul “Laporan Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan serta hasil Produksi pada Tanaman Jagung”

B.     Waktu dan Tempat
Dalam proses praktikum Teknologi Produksi Tanaman, kami diberikan bimbingan oleh guru pembimbing praktikum di kebun praktikum Program Studi Biologi SMAN   Cikijing. Proses budidaya produksi tanaman jagung ini berlangsung dari tanggal 6 September 2013 hingga penghitungan data sampai pada tanggal 1 Oktober 2013.

C.     Teknis Budidaya 
1.      Pengolahan Tanah
·         pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah.
·         dibuat alur tanaman dengan jarak 20 cm, sebanyak empat alur dalam area seluas 5 x 4 m. Dan kelompok kami adalah kelompok ke-3. Di mana dalam kelas kami terdiri 5  kelompok.
·         kedalaman mencangkul kurang lebih 20 cm, untuk menggemburkan tanah dan membuat aerasi.

2.     Persiapan Tanam
Untuk persiapan tanam, perlakuan pada lahan adalah sebagai berikut:
a). Kelompok 1 : Pupuk kandang (organik), dengan massa 100 gr
b). Kelompok 2 : Pupuk kandang (organik), dengan massa 150 gr
c). Kelompok 3 : Pupuk kandang (organik), dengan massa 200 gr
d). Kelompok 4 (kelompok kami) : Pupuk kandang (organik), dengan massa 250 gr.
e). Kelompok 5 : Pupuk Kandang (organik), dengan massa 300 gr

3.     Pembibitan

Bibit yang digunakan telah disediakan oleh guru pembimbing, benih jagung manis dalam kemasan. Bibit jagung tersebut berwarna kuning kemerahan yang telah dilapisi rhidomil yang dapat menjaga bibit dalam proses perkecambahan.

4.     Penanaman

 Penanaman dilakukan dengan melubangi tanah agar benih dapat ditanam dengan baik, kemudian ditimbun. Untuk setiap lubang tanam, diberikan 2 benih jagung. Jarak tanam untuk setiap lubang tanam yaitu 10 x 20 cm dengan kedalaman lunbang tanam 20 cm, untuk area tanam 4 x 4 m. Setelah benih ditanam, maka benih harus rutin disiram setiap hari untuk membantu proses imbibisi pada proses perkecambahan.

5.       Penyulaman

Setelah bibit ditanam dan tumbuh, seminggu kemudian dilakukan penyulaman dengan cara memeriksa tanaman jagung yang tumbuh dan yang tidak. Untuk tanaman jagung yang tumbuh 2 pohon perlubang tanam, maka diambil 1 pohon untuk mengisi lubang tanam yang tidak tumbuh pohon jagung, hingga dalam lahan tersebut semua lubang tanam dapat terisi semua dengan pohon jagung.



































BAB V
PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tabel pertumbuhan dan perkembangan tanaman Jagung (dengan pupuk organik dan mulsa PHP).
1). Tanaman Jagung Tanggal 6 September 2013
No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
0
0

2
0
0

3
0
0

4
0
0

5
0
0

6
0
0

7
0
0

8
0
0

9
0
0

10
0
0

11
0
0

12
0
0

Rata rata
0
0


















2). Tanaman Jagung Tanggal 11 September 2013, menyulam, belum mengukur.
No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
(belum diukur)
(belum dihitung)

2
(belum diukur)
(belum dihitung)

3
(belum diukur)
(belum dihitung)

4
(belum diukur)
(belum dihitung)

5
(belum diukur)
(belum dihitung)

6
(belum diukur)
(belum dihitung)

7
(belum diukur)
(belum dihitung)

8
(belum diukur)
(belum dihitung)

9
(belum diukur)
(belum dihitung)

10
(belum diukur)
(belum dihitung)

11
(belum diukur)
(belum dihitung)

12
(belum diukur)
(belum dihitung)

Rata rata
-
-


















            3). Tanaman Jagung Tanggal 13 September 2013
No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
6,5
4
2 pohon
2
5,5
4
2 pohon
3
3,75
3
2 pohon
4
3,5
4
2 pohon
5
5
4
2 pohon
6
4,75
4
2 pohon
7
2
3
1 pohon
8
3,75
3,5
2 pohon
9
2
2
1 pohon
10
1
2
2 pohon
11
3
3
2 pohon
12
1,5
3
1 pohon
Rata rata
3,52
3,29
1,75/(2) pohon
















4). Tanaman Jagung Tanggal 16 September 2013

No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
9,75
5
2 pohon
2
9
5,5
2 pohon
3
7
4
2 pohon
4
8,5
5,5
2 pohon
5
2
6
2 pohon
6
10,25
6
2 pohon
7
4
4
1 pohon
8
9,35
6,5
2 pohon
9
4,9
4
1 pohon
10
5,25
3,5
2 pohon
11
7,1
3,5
2 pohon
12
5,9
4
1 pohon
Rata rata
6,9
4,8
1,75 / 2 pohon






















5). Tanaman Jagung Tanggal  19  September  2013

No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
16,75
6
2 pohon
2
17,5
5,5
2 pohon
3
11
4
2 pohon
4
12
5,5
2 pohon
5
9,5
6,5
2 pohon
6
15,5
7,5
2 pohon
7
7,7
6
1 pohon
8
17,5
7,5
2 pohon
9
6,9
5
1 pohon
10
9,5
5
2 pohon
11
12,4
6,5
2 pohon
12
11
7
1 pohon
Rata rata
12,27
6
1,75 / 2 pohon
















6). Tanaman Jagung Tanggal 22 September 2013

No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
27
8
2 pohon
2
25,5
9
2 pohon
3
18,5
7
2 pohon
4
18
6,5
2 pohon
5
29,5
9
2 pohon
6
27,5
9,5
2 pohon
7
14
7
1 pohon
8
26
9
2 pohon
9
14
6
1 pohon
10
18,5
7,5
2 pohon
11
21,5
6,5
2 pohon
12
18
8
1 pohon
Rata rata
21,5
7,75
1,75 / 2 pohon























7). Tanaman Jagung Tanggal 25  September  2013

No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung (cm)
Jumlah Daun
Keterangan
1
44
10
2 pohon
2
40
8,5
2 pohon
3
32,5
8
2 pohon
4
31,5
8
2 pohon
5
52
9
2 pohon
6
50
10
2 pohon
7
25
9
1 pohon
8
36,5
8
2 pohon
9
22
7
1 pohon
10
28
7
2 pohon
11
35
7,5
2 pohon
12
31
10
1 pohon
Rata rata
33,54
8,5
1,75 / 2 pohon


            8). Tanaman Jagung Tanggal 25 Oktober 2012

No Sampel
Tinggi Tanaman Jagung
Jumlah Daun
Keterangan
1
90
10,5
2 pohon
2
73
9
2 pohon
3
57,5
10,5
2 pohon
4
56,5
9
2 pohon
5
98
10
2 pohon
6
95,5
10
2 pohon
7
43
11
1 pohon
8
85
11,5
2 pohon
9
34
10
1 pohon
10
47,5
9,5
2 pohon
11
62,5
9
2 pohon
12
54
11
1 pohon
Rata rata
66,375
10,08
1,75 / 2 pohon




















B.     Pembahasan
Beberapa factor yang menyebabkan perbedaan pertumbuhan diantara keempat tubuhan tersebut yaitu :
1.      Faktor Cahaya :
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, pada proses perkecambahan yang diletakkan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi dimana kacang hijau tumbuh lebih panjang namun tidak subur pertumbuhannya.
2.      Faktor Suhu :
Suhu yang cukup (suhu ruangan) dapat mengoptimalkan kerja hormon-hormon tumbuhan karena kerja enzim/hormon (faktor internal) tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Semakin panas atau dingin suhu ruangan maka hormon tumbuhan 마무 semakin tidak bekerja.
3.      Faktor Air dan Nutrisi :
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan sebagai media terjadinya reaksi kimia, dan tanaman hijau yang kekurangan air lambat laun akan layu. Rupanya dalam percobaan, detergen tidak hanya memberi air sebagai media reaksi kimia namun juga memberi nutrisi karena mengandung Asam Nitrat dan Natrium Trifosfat yang juga ada dalam kandungan pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Kesimpulan
Dalam pertumbuhannya, tanaman selain memerlukan faktor-faktor internal untuk tumbuh juga membutuhkan faktor eksternal berupa kecukupan suhu, air, cahaya dan tentunya nutrisi (hal ini telah dibuktikan pada percobaan detergen, dimana tanaman akan lebih subur bila diberi detergen yang selain mengandung air, juga mengandung zat makronutrien) . Bila ada ketidakseimbangan dalam salah satu faktor tersebut, tanaman tidak akan mencapai pertumbuhan yang optimal.






Dokumentasi










Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN FISIKA PERCOBAAN PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS

KUADRAN DAN REGIO ABDOMEN