Laporan Praktikum Kimia - Pembuatan Larutan K2Cr2O7


KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir Praktikum Kimia Dasar I dengan sebaik-baiknyadan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia. Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Ibu guru, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
3. Rekan-rekan siswa seangkatan,
secara istimewa Kelompok II yang membantu praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini. Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk  peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membacadan terima kasih.
Cikijing, 22 November 2012
 
Praktikan




















BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun(strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam prosesprosesalamiah maupun dalam ksperimen yang direncanakan (Keenan, 1984). Salah satu ilmu dalamkimia adalah kimia praktikum, dengan media praktikum. Sejak pratama praktikum (kegiatan laboratorium) menjadi bagian penting dalam pendidikan MIPA, husunya kimia, hal ini menunjukkan betapa pentingnya praktikum dalam pencapaian pendidikan MIPA, keberawdan praktikum banyak di dukung oleh pakar pakar MIPA maupun pakar pendidikan, sekalipun masing – masing meninjau dari segi yang berbeda. Empat alasan yang dikemukakan oleh pakar pendidikan tentang praktikum
1.Membangkitkan motipasi belajar 
2.Mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar.
3.Wahana belajar pendekatan ilmiah
4.Menunjang pemahaman materi pelajaran
Oleh sebab pentingnya praktikum dalam pendidkan ini maka diadakan praktikum untuk memenuhi pendidikan. Sehingga kami para siswa dapat mengerti dengan jelas penerapan ilmu yang dipelajari.

B.     TUJUAN PERCOBAAN
1.      Memperkenalkan beberapa macam alat-alat yang sederhana dan bahan – bahan yang sering di pergunakan di laboratorium kimia
2.      Dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.
          

C.      Waktu dan Tempat Praktikum
            Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan praktikum ini adalah :
            hari / tanggal         : Rabu / 14 November  2012
            waktu                    : Pukul 12.30 s.d. 13.30 WIB
tempat                   : Laboratorium Kimia, SMAN 1 CIKIJING





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM







Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan dalam praktikum
1.      Labu Takar
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses reparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.

2.      Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini
mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan miniskus pada saat pembacaan skala.

3.      Gelas Beker
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup
besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.

4.      Pengaduk Gelas
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.

5.      Botol Pencuci
Bahan terbuat dari plasti
k. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.

6.      Corong
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

7.      Erlenmeyer
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut
(ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan.

8.      Tabung Reaksi
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit.
9.      Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.

10.  Kawat Kasa
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik.

11.  Penjepit
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisipanas.

12.  Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan padat atau kristal.

13.  Kertas Lakmus
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.

14.  Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.

15.  Cawan Porselein
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan
pemanasan.

16.  Pipet Tetes
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.

17.  Sikat
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.

18.  Pipet Ukur
Adalah alat yang terbuat dari gelas. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.

19.  Pipet Gondok
Pipet digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.

20.  Buret
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.


Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian hendaknya mencakupjuga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).
           Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578)
















B.     LARUTAN
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
1.       Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1.    Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau
massa larutan yang akan dibuat.
2.                       M1  x  V1  =  M2  x V2                  


Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan

2.       Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).























BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.          Metode Penelitian
     Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kuantitatif. Dan teknik pengambilan data dilakukan dengan eksperimen

B.    Alat dan Bahan

1.          Alat yang Digunakan
·         Naraca Analitis
·         Labu ukur
·         Gelas Arloji
·         Akuades
·         Corong
·         Pengaduk gelas
·         Lap / tissue


2.          Bahan yang Digunakan
·      K2Cr2O7
·      Akuades






















C.           Langkah Kerja
1.        Perhitungan
Penentuan massa K2Cr2O7
Diketahui :
[K2Cr2O7 ] = 0,1 molar
 V              = 100 ml
Mr K2Cr2O7                      = 294
Ditanyakan           :
massa K2Cr2O7           = ....?
Jawab                   :
M  =  x
0,1            =  x  
m  = 2,94 gr

2.        Pembuatan Larutan K2Cr2O7
Prosedur :
a)   K2Cr2O7 padat yang kering dan murni ditimbang sebanyak 2,94 g pada neraca Analitis dengan menggunakan gelas arloji
b)   Kemudian padatan K2Cr2O7 tersebut dilarutkan kedalam labu ukur 100 mL
c)    Larutan kemudian diencerkan dengan Aquades hingga tanda batas
d)   Lalu, ditutup dan larutan dihomogenkan
e)   Pindahkan larutan ke dalam botol reagent kemudian diberi label











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil Pengamatan

NO
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
2.

3.
4.
Menimbang K2Cr2O7  padat.
Melarutkan K2Cr2O7  padat dengan aquades ke dalam labu ukur 100 ml.
mengocok hingga homogen.
Memindahkan larutan ke reagent dan beri label
Massa K2Cr2O7  = 2,94 gr.
Penambahan aquades sampai tanda batas

B.     Pembahasan
            Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini. Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer, pipet gondok, gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong.
Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan lap dan tisu.
Dilaboratorium, bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.
Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas, harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump. Untuk jepit statip dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya tabung saat sekrup setiap dikencangkan.
Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan K2Cr2O7. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda.
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan. Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring. Gerakan yang dilakukan saat menuang larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan tidak menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat menyebabkan kertas saring robek.
Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang dipakai.
Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah K2Cr2O7.
Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat dalam bentuk larutan yang pekat. Penambahan akuades mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar, dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.

Pembuatan Larutan K2Cr2O7
Pada proses pembuatan larutan [K2Cr2O7] 0,1 M, adalah menambahkan 2,94 gr K2Cr2O7 dengan akuades ke dalam labu takar berukuran 100 ml sampai pada titik tera, dan kemudian mengocoknya sampai homogen. Setelah itu dipindahkan kedalam reagent dan beri label.







BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.      Praktikum terlaksana atas kerja sama kelompok yang baik dan kompak 
2.      Praktikum ini bertujuan untuk dapat menggunkannya dalam kehidupan sehari-hari
3.      Praktikum kimia sangatlah penting dalam pembelajaran Kimia
4.      Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.
5.      Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.
6.      Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.
7.      Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan
8.      Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.

B.     Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
















DOKUMENTASI






















































DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.

Laboratorium Kimia SMA YPPI. 2011. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Kimia”
Diakses tanggal 19 September 2011

Vogel. 1990. “Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A. Haelyana Pudjaatmaka”. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.

Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”.
            Diakses tanggal 19 September 2011.

Comments

Anonymous said…
fuck!gabisadikopi

Popular posts from this blog

KUADRAN DAN REGIO ABDOMEN

LAPORAN FISIKA PERCOBAAN PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS

LAPORAN PRAKTIKUM TANAMAN JAGUNG